Diantara 2 Pilihan: Kita Akan Dihabisi oleh Pinjol, atau Kita yang Habisi Pinjol !
POLA PIKIR #12
POLA PIKIR


"Berhutang pada pinjol seperti meneguk madu beracun. Manis di awal, tapi racunnya perlahan menyebar. Setiap cicilan yang tertunda adalah gigitan kecil yang melumpuhkan harapan."
Pinjol memang menawarkan solusi instan untuk kebutuhan mendesak, namun tanpa disadari, banyak yang justru terperangkap dalam utang yang semakin menumpuk. Suku bunga yang tinggi dan biaya tersembunyi membuat banyak orang kesulitan membayar kembali pinjaman mereka.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Langkah pertama yang harus kita ambil adalah mengenali pinjol mana yang resmi,mana yg semi dan mana yang ilegal. Selain itu, penting untuk memahami syarat dan ketentuan pinjaman, menghitung dengan cermat kemampuan membayar, dan tidak tergoda oleh tawaran pinjaman yang terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
Tapi, apakah kita akan terus diam saja? Menjadi mangsa dari para pemilik pinjol yang tak bertanggung jawab? Setiap hari, ribuan orang terjebak dalam perangkap pinjaman yang mereka anggap solusi, padahal itu adalah jeratan yang semakin mengikat mereka. Pinjol bukan hanya soal bunga tinggi dan biaya tersembunyi—ini soal manipulasi, pemerasan, dan penghancuran kehidupan finansial banyak orang.
Kita harus sadar, jika tidak ada yang bertindak, maka kita hanya akan terus menjadi korban. Lalu, pertanyaannya adalah : siapa yang akan berani melawan? Jangan biarkan diri kita dihancurkan oleh sistem yang tidak berpihak kepada kita. Saatnya kita membuka mata dan menuntut tanggung jawab dari pihak yang beroperasi tanpa kontrol. Jangan biarkan pinjol menghabisi segalanya, apa yg kita punya.
Jika kita tidak segera bertindak untuk mengambil pilihan , kita akan terus dikuasai oleh sistem yang sudah jelas merugikan kita. Pinjol tidak hanya mencuri uang kita—mereka mencuri masa depan kita. Mereka tahu betul bahwa kita membutuhkan uang dengan cepat, dan mereka memanfaatkan ketergantungan kita dengan cara yang keji. Setiap cicilan yang gagal dibayar bukan hanya menambah beban finansial, tetapi juga merusak mental dan harga diri kita.
Lalu, sampai kapan kita akan terus dibodohi? Sampai kapan kita akan jadi bulan-bulanan mereka yang bermain dengan nasib kita? Cukup sudah menjadi korban! Sudah waktunya kita hentikan permainan kotor ini. Kita bukan mesin ATM untuk mereka. Kita punya hak untuk memilih, dan kita bisa menentukan bagaimana hidup kita berjalan—bukan berdasarkan ancaman dan manipulasi pinjol yang membuat kita terasa seperti terhipnotis akan segala resiko resiko yg ada.
Jangan biarkan diri kita terjebak dalam hutang yang tak berujung. Jangan biarkan mereka mempermainkan kita seperti boneka. Saatnya bangkit dan berani untuk hak kita. Jika kita tidak memberanikan diri untuk mengambil resiko , kita akan terjebak selamanya dalam lingkaran setan ini. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah arah dan membuka lembaran hidup yg baru.